Ah, Ternyata Duduk Tidak Benar-Benar Membunuhmu
Apakah Duduk Benar-Benar Merokok Baru? Ini Kata Para Peneliti !
Duduk
terlalu lama bisa berbahaya bagi kesehatan. Itu sudah banyak diketahui
orang. Tapi apakah duduk sama bahayanya dengan merokok? Beberapa sumber
bahkan mengatakan bahwa merokok lebih aman daripada duduk. Benarkah
demikian?
Para peneliti dari Kanada, Australia, dan Amerika Serikat mencoba menjawab pertanyaan ini dengan meneliti bukti-bukti ilmiah yang ada. Mereka menulis hasil penelitian mereka dalam jurnal American Journal of Public Health (AJPH), yang merupakan jurnal ilmiah bergengsi yang sudah terbit sejak 1911.
Tujuan penelitian mereka adalah untuk menunjukkan bahwa duduk dan merokok tidak bisa dibandingkan secara langsung. Mereka juga ingin memberikan gambaran singkat tentang hubungan antara duduk dengan kesehatan.
Untuk melakukan penelitian ini, mereka menggunakan metode meta-analisis, yaitu metode yang menggabungkan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang relevan dan berkualitas. Dengan metode ini, mereka bisa mendapatkan estimasi risiko yang lebih akurat dan objektif.
Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa duduk terlalu lama memang meningkatkan risiko kematian dan penyakit kronis, seperti penyakit jantung, diabetes, dan kanker. Namun, risikonya tidak sebesar merokok.
Menurut meta-analisis terbaru yang mereka gunakan, orang yang duduk paling lama memiliki risiko kematian 22% lebih tinggi daripada orang yang duduk paling sedikit. Sementara itu, orang yang merokok saat ini memiliki risiko kematian 180% lebih tinggi daripada orang yang tidak pernah merokok. Risikonya bahkan bisa mencapai 300% atau lebih bagi perokok berat.
Dalam angka absolut, hal ini berarti bahwa ada 190 kematian berlebih per 100.000 orang per tahun akibat duduk terlalu lama. Sedangkan ada lebih dari 2000 kematian berlebih per 100.000 orang per tahun akibat merokok terlalu banyak.
Penelitian ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah menggunakan meta-analisis yang merupakan metode sintesis bukti yang kuat dan objektif. Kekurangannya adalah tidak mempertimbangkan faktor-faktor lain yang bisa memengaruhi hubungan antara duduk dan merokok dengan kesehatan, seperti aktivitas fisik, pola makan, status sosial ekonomi, dan riwayat kesehatan.
Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa duduk dan merokok memiliki dampak yang berbeda secara signifikan terhadap kesehatan. Oleh karena itu, tidak tepat untuk menyamakan atau membandingkan keduanya secara langsung. Hal ini penting untuk menghindari kesalahpahaman dan ketidakpercayaan publik terhadap rekomendasi kesehatan.
Saran dari penelitian ini adalah untuk mengurangi waktu duduk sebanyak mungkin dan meningkatkan aktivitas fisik yang moderat hingga kuat. Selain itu, saran untuk perokok adalah untuk berhenti merokok atau mengurangi konsumsi rokok sebanyak mungkin.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui bagaimana duduk dan merokok memengaruhi kesehatan secara biologis. Penelitian lebih lanjut juga diperlukan untuk mencari cara-cara yang efektif untuk mengubah perilaku duduk dan merokok di berbagai populasi dan konteks.
Daftar Pustaka :
Para peneliti dari Kanada, Australia, dan Amerika Serikat mencoba menjawab pertanyaan ini dengan meneliti bukti-bukti ilmiah yang ada. Mereka menulis hasil penelitian mereka dalam jurnal American Journal of Public Health (AJPH), yang merupakan jurnal ilmiah bergengsi yang sudah terbit sejak 1911.
Tujuan penelitian mereka adalah untuk menunjukkan bahwa duduk dan merokok tidak bisa dibandingkan secara langsung. Mereka juga ingin memberikan gambaran singkat tentang hubungan antara duduk dengan kesehatan.
Untuk melakukan penelitian ini, mereka menggunakan metode meta-analisis, yaitu metode yang menggabungkan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang relevan dan berkualitas. Dengan metode ini, mereka bisa mendapatkan estimasi risiko yang lebih akurat dan objektif.
Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa duduk terlalu lama memang meningkatkan risiko kematian dan penyakit kronis, seperti penyakit jantung, diabetes, dan kanker. Namun, risikonya tidak sebesar merokok.
Menurut meta-analisis terbaru yang mereka gunakan, orang yang duduk paling lama memiliki risiko kematian 22% lebih tinggi daripada orang yang duduk paling sedikit. Sementara itu, orang yang merokok saat ini memiliki risiko kematian 180% lebih tinggi daripada orang yang tidak pernah merokok. Risikonya bahkan bisa mencapai 300% atau lebih bagi perokok berat.
Dalam angka absolut, hal ini berarti bahwa ada 190 kematian berlebih per 100.000 orang per tahun akibat duduk terlalu lama. Sedangkan ada lebih dari 2000 kematian berlebih per 100.000 orang per tahun akibat merokok terlalu banyak.
Penelitian ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah menggunakan meta-analisis yang merupakan metode sintesis bukti yang kuat dan objektif. Kekurangannya adalah tidak mempertimbangkan faktor-faktor lain yang bisa memengaruhi hubungan antara duduk dan merokok dengan kesehatan, seperti aktivitas fisik, pola makan, status sosial ekonomi, dan riwayat kesehatan.
Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa duduk dan merokok memiliki dampak yang berbeda secara signifikan terhadap kesehatan. Oleh karena itu, tidak tepat untuk menyamakan atau membandingkan keduanya secara langsung. Hal ini penting untuk menghindari kesalahpahaman dan ketidakpercayaan publik terhadap rekomendasi kesehatan.
Saran dari penelitian ini adalah untuk mengurangi waktu duduk sebanyak mungkin dan meningkatkan aktivitas fisik yang moderat hingga kuat. Selain itu, saran untuk perokok adalah untuk berhenti merokok atau mengurangi konsumsi rokok sebanyak mungkin.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui bagaimana duduk dan merokok memengaruhi kesehatan secara biologis. Penelitian lebih lanjut juga diperlukan untuk mencari cara-cara yang efektif untuk mengubah perilaku duduk dan merokok di berbagai populasi dan konteks.
Daftar Pustaka :
- Vallance JK, Gardiner PA, Lynch BM, et al. Evaluating the Evidence on Sitting, Smoking, and Health: Is Sitting Really the New Smoking? Am J Public Health. 2018;108(11):1478-1482. doi:10.2105/AJPH.2018.304649
- Biswas A, Oh PI, Faulkner GE, et al. Sedentary Time and Its Association With Risk for Disease Incidence, Mortality, and Hospitalization in Adults: A Systematic Review and Meta-analysis. Ann Intern Med. 2015;162(2):123-132. doi:10.7326/M14-1651
- Ekelund U, Steene-Johannessen J, Brown WJ, et al. Does physical activity attenuate, or even eliminate, the detrimental association of sitting time with mortality? A harmonised meta-analysis of data from more than 1 million men and women. Lancet. 2016;388(10051):1302-1310. doi:10.1016/S0140-6736(16)30370-1
- Thun MJ, Carter BD, Feskanich D, et al. 50-year trends in smoking-related mortality in the United States. N Engl J Med. 2013;368(4):351-364. doi:10.1056/NEJMsa1211127
Gabung dalam percakapan