ChatGPT dan Fisioterapi: Apakah Kecerdasan Buatan Akan Menggantikan Fisioterapis dalam Menulis Ilmiah?

Artikel ini membahas peran kecerdasan buatan (AI) dalam menulis ilmiah, khususnya di bidang fisioterapi, dan dampaknya bagi profesi fisioterapis.

menulis artikel dengan ai

Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) telah berkembang pesat di bidang kedokteran dalam beberapa tahun terakhir, dengan berbagai aplikasi dalam diagnosis, perencanaan pengobatan, dan bahkan pengembangan obat. Salah satu bidang kedokteran yang juga tertarik dengan kemungkinan pemanfaatan AI adalah reumatologi, yaitu cabang kedokteran yang mempelajari penyakit-penyakit yang berkaitan dengan sendi, otot, dan jaringan ikat. Dalam sebuah editorial yang diterbitkan oleh jurnal Annals of the Rheumatic Diseases, Verhoeven et al. (2023) membahas tempat AI dalam penulisan artikel ilmiah, khususnya editorial, dan kemungkinan bahwa AI dapat menggantikan reumatolog dalam menulis editorial.

Para penulis melakukan percobaan dengan menggunakan chatGPT, yaitu sebuah sistem AI yang mampu menghasilkan teks berdasarkan input yang diberikan. Mereka meminta chatGPT untuk menulis sebuah editorial untuk Annals of the Rheumatic Diseases tentang bagaimana AI dapat menggantikan reumatolog dalam menulis editorial. Hasilnya, chatGPT memberikan jawaban yang diplomatis dan menggambarkan AI sebagai alat bantu untuk reumatolog, bukan pengganti. AI dapat menganalisis data dalam jumlah besar dan mengidentifikasi pola dan tren yang mungkin tidak segera terlihat oleh penulis manusia. AI juga dapat membantu reumatolog dalam menghasilkan artikel yang berkualitas tinggi, berdasarkan riset, dan bebas dari bias dan kesalahan.

Lalu, bagaimana dengan fisioterapi? Apakah AI juga dapat membantu atau bahkan menggantikan fisioterapis dalam menulis ilmiah? Fisioterapi adalah bidang kesehatan yang berfokus pada pencegahan, pemulihan, dan pemeliharaan gerak dan fungsi tubuh. Fisioterapis adalah tenaga kesehatan profesional yang memiliki kompetensi dalam melakukan asesmen, diagnosis, intervensi, dan evaluasi terhadap kondisi fisik pasien. Fisioterapis juga berperan penting dalam melakukan penelitian ilmiah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan praktik fisioterapi.

Apakah AI juga dapat membantu atau bahkan menggantikan fisioterapis dalam menulis ilmiah?

Menulis ilmiah adalah salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh fisioterapis, baik untuk keperluan akademik maupun profesional. Menulis ilmiah dapat membantu fisioterapis untuk menyampaikan hasil penelitian mereka kepada komunitas ilmiah dan masyarakat luas, serta untuk meningkatkan kredibilitas dan reputasi mereka sebagai tenaga kesehatan profesional. Menulis ilmiah juga dapat membantu fisioterapis untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam bidang fisioterapi.

Namun, menulis ilmiah tidaklah mudah. Fisioterapis harus menguasai berbagai aspek seperti metode penelitian, analisis data, etika publikasi, gaya penulisan, format artikel, dan sitasi. Fisioterapis juga harus menghadapi tantangan seperti keterbatasan waktu, sumber daya, dan akses informasi. Oleh karena itu, bantuan dari AI mungkin dapat menjadi solusi bagi fisioterapis yang ingin menulis ilmiah dengan lebih mudah dan efektif.

AI dapat membantu fisioterapis dalam berbagai tahapan menulis ilmiah. Misalnya:

  1. AI dapat membantu fisioterapis dalam melakukan pencarian literatur yang relevan dengan topik penelitian mereka. AI dapat menggunakan algoritma pencarian yang canggih untuk menemukan artikel-artikel ilmiah yang berkualitas dan terkini dari berbagai sumber online.
  2. AI dapat membantu fisioterapis dalam melakukan analisis data yang akurat dan mendalam. AI dapat menggunakan teknik statistik dan pembelajaran mesin untuk mengolah data dalam jumlah besar dan menghasilkan temuan yang signifikan dan bermakna. AI juga dapat memberikan visualisasi data yang menarik dan informatif untuk memudahkan interpretasi data.
  3. AI dapat membantu fisioterapis dalam menulis artikel yang sesuai dengan standar ilmiah. AI dapat menggunakan model bahasa generatif seperti chatGPT untuk menghasilkan teks yang koheren, logis, dan informatif. AI juga dapat menggunakan sistem pengecekan ejaan, tata bahasa, dan plagiarisme untuk memastikan kualitas teks yang dihasilkan. AI juga dapat memberikan saran dan koreksi untuk meningkatkan gaya penulisan dan struktur artikel.
  4. AI dapat membantu fisioterapis dalam memilih jurnal yang tepat untuk mengirimkan artikel mereka. AI dapat menggunakan sistem rekomendasi yang berdasarkan pada faktor-faktor seperti relevansi topik, dampak jurnal, biaya publikasi, dan kecepatan proses penelaahan. AI juga dapat membantu fisioterapis dalam menyesuaikan format artikel sesuai dengan pedoman jurnal yang dipilih.

Dengan bantuan AI, fisioterapis dapat menulis ilmiah dengan lebih mudah dan efektif. Namun, hal ini tidak berarti bahwa AI akan menggantikan peran fisioterapis dalam menulis ilmiah. Fisioterapis tetap memiliki tanggung jawab dan otoritas atas artikel yang mereka tulis. Fisioterapis harus tetap kritis dan kreatif dalam melakukan penelitian dan menulis artikel. Fisioterapis juga harus tetap mematuhi etika publikasi dan menghormati hak cipta dari sumber-sumber yang mereka gunakan.

AI adalah alat bantu, bukan pengganti, bagi fisioterapis dalam menulis ilmiah. AI dapat membantu fisioterapis untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas penulisan ilmiah mereka. Namun, AI tidak dapat menggantikan keahlian dan pengalaman fisioterapis dalam bidang fisioterapi. Fisioterapis adalah tenaga kesehatan profesional yang memiliki kompetensi dan tanggung jawab untuk memberikan pelayanan fisioterapi yang bermutu dan berbasis bukti.

Daftar pustaka

  1. Verhoeven F, Wendling D, Prati C. ChatGPT: when artificial intelligence replaces the rheumatologist in medical writing. Ann Rheum Dis. 2023 Apr 11:ard-2023-223936. doi: 10.1136/ard-2023-223936.

Seorang blogger yang gemar membaca dan menulis tentang apa saja untuk siapa saja ;-)