Autonomous Agent: Peluang dan Tantangan di Dunia Kesehatan

Autonomous agent adalah program-program berbasis AI yang dapat membuat dan menyelesaikan tugas-tugas, mengubah prioritas daftar tugas mereka, dan berulang sampai tujuan mereka tercapai. Mereka dapat digunakan untuk berbagai tujuan seperti mengelola akun media sosial, berinvestasi di pasar, atau membuat buku anak-anak.

Autonomous agent adalah salah satu langkah menuju Artificial General Intelligence (AGI), yaitu AI yang telah mencapai kesadaran dan menjadi 'hidup'. AGI dapat melakukan berbagai macam tugas intelektual yang biasanya dilakukan oleh manusia atau hewan. Misalnya, AGI dapat berkomunikasi dalam bahasa alami, memahami konteks dan emosi, menyelesaikan masalah kompleks, belajar dari pengalaman, beradaptasi dengan lingkungan baru, dan menciptakan hal-hal baru.

Autonomous agent dan AGI adalah bidang yang menarik dan menjanjikan dalam dunia AI. Banyak peneliti dan perusahaan yang berusaha menciptakan atau menggunakan autonomous agent dan AGI dengan berbagai pendekatan dan metodologi. Namun, belum ada konsensus tentang definisi, kriteria, atau standar untuk mengukur autonomous agent dan AGI. Selain itu, ada banyak tantangan teknis, etis, dan sosial yang harus diatasi sebelum autonomous agent dan AGI dapat direalisasikan.

Bagaimana Autonomous Agent Bekerja di Dunia Kesehatan?

Dunia kesehatan adalah salah satu bidang yang dapat diuntungkan oleh penggunaan autonomous agent. Autonomous agent dapat membantu dalam berbagai aspek kesehatan, seperti:

  • Meningkatkan layanan kesehatan darurat: Autonomous agent dapat berkoordinasi dengan sistem kesehatan untuk memberikan bantuan cepat dan efektif kepada pasien yang membutuhkan. Misalnya, autonomous agent dapat mengirimkan informasi medis, mengatur transportasi, atau menghubungkan dengan dokter.
  • Mendukung pengambilan keputusan klinis: Autonomous agent dapat menganalisis data medis, seperti rekam medis elektronik, hasil tes, atau gambar radiologi, dan memberikan saran atau rekomendasi kepada dokter atau pasien. Misalnya, autonomous agent dapat membantu dalam diagnosis, perawatan, atau prognosis penyakit.
  • Memfasilitasi manajemen penyakit kronis: Autonomous agent dapat membantu pasien dengan penyakit kronis untuk mengontrol kondisi mereka dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Misalnya, autonomous agent dapat memberikan edukasi kesehatan, pengingat obat, monitoring gejala, atau intervensi perilaku.
  • Meningkatkan kualitas dan efektivitas layanan fisioterapi dan rehabilitasi: Autonomous agent dapat memberikan feedback real-time kepada pasien dan terapis tentang kemajuan dan hasil latihan fisik. Autonomous agent juga dapat membantu fisioterapis atau terapis dalam mengumpulkan dan menganalisis data biomedis, memberikan saran atau rekomendasi yang sesuai dengan kondisi dan tujuan pasien, atau memfasilitasi interaksi sosial dan emosional antara pasien dan penyedia layanan.

Apa Saja Peluang dan Tantangan dari Autonomous Agent di Dunia Kesehatan?

Penggunaan autonomous agent di dunia kesehatan memiliki beberapa peluang dan tantangan yang perlu diperhatikan. Berikut adalah beberapa di antaranya:

Peluang:

  1. Meningkatkan aksesibilitas dan ketersediaan layanan kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkan.
  2. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas sistem kesehatan dengan mengurangi biaya operasional dan sumber daya manusia.
  3. Meningkatkan kualitas dan keamanan layanan kesehatan dengan mengurangi kesalahan manusia dan meningkatkan akurasi data.
  4. Meningkatkan personalisasi dan diferensiasi layanan kesehatan dengan menyesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi pasien.

Tantangan:

  1. Menyebabkan kerusakan atau cedera pada pasien atau terapis jika autonomous agent tidak memiliki keamanan, keandalan, atau akurasi yang cukup.
  2. Mengurangi peran atau tanggung jawab terapis dalam memberikan layanan kesehatan jika autonomous agent tidak memiliki batasan atau pengawasan yang jelas.
  3. Menimbulkan masalah etis atau hukum terkait dengan privasi, kepemilikan, atau tanggung jawab data pasien yang dikumpulkan atau diproses oleh autonomous agent.
  4. Menimbulkan persaingan atau konflik antara manusia tenaga medis atau fisioterapis dengan autonomous agent.

Bagaimana Cara Agar Manusia Tenaga Medis atau Fisioterapis Tidak Tergantikan di Masa Depan?

Tidak ada cara yang pasti untuk menjamin bahwa manusia tenaga medis atau fisioterapis tidak akan tergantikan di masa depan. Namun, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan nilai tambah manusia tenaga medis atau fisioterapis, seperti:

  1. Belajar dan beradaptasi dengan teknologi baru: Manusia tenaga medis atau fisioterapis harus terus mengikuti perkembangan teknologi baru yang dapat membantu atau mengubah pekerjaan mereka. Mereka harus belajar cara menggunakan, mengintegrasikan, atau berkolaborasi dengan teknologi baru, seperti AGI atau autonomous agent, untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi layanan mereka.
  2. Meningkatkan keterampilan sosial dan emosional: Manusia tenaga medis atau fisioterapis harus memperkuat keterampilan sosial dan emosional mereka, seperti komunikasi, empati, etika, atau kepemimpinan. Keterampilan ini adalah keunggulan manusia yang sulit ditiru oleh teknologi. Keterampilan ini dapat membantu manusia tenaga medis atau fisioterapis dalam membangun hubungan yang baik dengan pasien, kolega, atau mitra kerja, serta dalam menyelesaikan masalah atau konflik yang mungkin timbul.
  3. Mengembangkan spesialisasi atau inovasi: Manusia tenaga medis atau fisioterapis harus mencari spesialisasi atau inovasi yang dapat memberikan nilai tambah atau diferensiasi bagi layanan mereka. Spesialisasi atau inovasi ini dapat berupa pengetahuan, metode, teknik, atau produk yang dapat memenuhi kebutuhan atau harapan pasien yang spesifik atau unik. Spesialisasi atau inovasi ini dapat membuat manusia tenaga medis atau fisioterapis lebih kompetitif dan relevan di pasar.

Kesimpulan

Autonomous agent adalah program-program berbasis AI yang dapat membuat dan menyelesaikan tugas-tugas secara mandiri. Autonomous agent adalah salah satu langkah menuju AGI, yaitu AI yang telah mencapai kesadaran dan menjadi 'hidup'. Autonomous agent memiliki banyak potensi untuk digunakan di dunia kesehatan dalam berbagai aspek seperti layanan darurat,pengambilan keputusan klinis,manajemen penyakit kronis,dan fisioterapi serta rehabilitasi.

Namun,autonomous agent juga memiliki beberapa risiko atau tantangan yang harus diwaspadai,seperti kerusakan,pengurangan peran terapis,masalah etis atau hukum,dan persaingan atau konflik dengan manusia tenaga medis atau fisioterapis.

Untuk itu,manusia tenaga medis atau fisioterapis harus belajar dan beradaptasi dengan teknologi baru,meningkatkan keterampilan sosial dan emosional,dan mengembangkan spesialisasi atau inovasi untuk meningkatkan kemampuan dan nilai tambah mereka.

Rekomendasi bacaan:

  1. : Ahuja AS (2019) The impact of artificial intelligence in medicine on the future role of the physician. PeerJ 7:e7702 https://doi.org/10.7717/peerj.7702
  2. : De Cremer D and Kasparov G (2021) AI Should Augment Human Intelligence Not Replace It. Harvard Business Review https://hbr.org/2021/03/ai-should-augment
  3. : Henschke N et al (2015) The epidemiology and economic consequences of pain. Mayo Clinic Proceedings 90(1):139-147 https://doi.org/10.1016/j.mayocp.2014.09.010
  4. : Phillips CJ (2009) Economic burden of chronic pain. Expert Review of Pharmacoeconomics & Outcomes Research 9(6): 559-561 https://doi.org/10.1586/erp.09.60
  5. : Wiltermuth SS et al (2021) Physical pain, gender and the state of the economy in 146 nations: A cross-national analysis of the International Social Survey Programme data from 1985 to 2018. Social Science & Medicine 287:114367 https://doi.org/10.1016/j.socscimed.2021.114367


Seorang blogger yang gemar membaca dan menulis tentang apa saja untuk siapa saja ;-)