Latihan Resistensi untuk Kesehatan dan Umur Panjang: Apa Kata Penelitian?

Artikel ini membahas tentang latihan resistensi untuk kesehatan dan umur panjang berdasarkan penelitian terbaru. Simak selengkapnya di sini.

Latihan resistensi, juga dikenal sebagai latihan kekuatan atau latihan beban, adalah jenis olahraga yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot dan daya tahan fisik. Dalam latihan ini, Anda akan melawan resistensi yang diberikan oleh berbagai sumber seperti berat badan, gravitasi, pita elastis, atau peralatan lainnya.

Manfaat latihan resistensi sangat beragam dan berkontribusi pada kesehatan dan umur panjang. Diantaranya adalah peningkatan kekuatan otot, penurunan lemak tubuh, pembakaran kalori, peningkatan metabolisme, kesehatan tulang, fleksibilitas, fungsi kognitif, serta perbaikan mood. Selain itu, latihan resistensi juga dapat mencegah atau mengurangi risiko berbagai kondisi kronis seperti sakit punggung, diabetes, artritis, dan penyakit jantung.

Namun, untuk mendapatkan manfaat maksimal dari latihan resistensi, penting untuk mengetahui berapa banyak latihan yang diperlukan. Selain itu, penting juga untuk mengetahui cara melaksanakan latihan yang benar dan aman, apakah latihan resistensi cocok untuk semua orang, serta tantangan dan solusi dalam melakukan latihan resistensi. Terdapat sebuah penelitian terbaru yang dapat menjadi referensi dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Penelitian yang berjudul "How much resistance exercise is beneficial for healthy aging and longevity?" yang diterbitkan di Journal of Sport and Health Science pada November 2022, dilakukan oleh Johannes Burtscher dan rekan-rekan dari University of Lausanne (Swiss), Sigmund Freud Private University (Austria), University of Pavia (Italia), dan University of Innsbruck (Austria).

Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur sistematis, yaitu mengumpulkan dan menganalisis data dari berbagai sumber ilmiah yang relevan tentang latihan resistensi, kesehatan, dan umur panjang. Peneliti melakukan seleksi artikel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Selanjutnya, mereka melakukan penilaian kualitas metodologis dan sintesis data dari artikel-artikel yang terpilih.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa latihan resistensi memiliki efek positif pada berbagai faktor yang memengaruhi kesehatan dan umur panjang, seperti kekuatan otot, keseimbangan, fungsi kognitif, inflamasi, stres oksidatif, dan lain-lain. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa frekuensi, intensitas, dan durasi latihan resistensi yang optimal bervariasi tergantung pada karakteristik individu, tujuan latihan, dan jenis latihan yang dilakukan. Secara umum, disarankan untuk melakukan latihan resistensi minimal 2 kali seminggu dengan intensitas sedang hingga tinggi, dan durasi 30-45 menit per sesi.

Penelitian ini memiliki makna penting bagi tenaga kesehatan, terutama fisioterapis. Temuan dari penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar dalam memberikan edukasi, motivasi, dan intervensi kepada pasien atau klien yang membutuhkan latihan resistensi. Selain itu, penelitian ini juga memberikan panduan praktis bagi fisioterapis dalam merancang dan melaksanakan program latihan resistensi yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pasien atau klien.

Penelitian ini juga memiliki dampak penting dalam pelayanan di fasilitas kesehatan primer dan puskesmas, terutama bagi fisioterapis. Informasi yang diperoleh dari penelitian ini berguna bagi fisioterapis dalam mengenali potensi dan manfaat latihan resistensi bagi kesehatan dan umur panjang masyarakat, terutama bagi mereka yang berisiko atau mengalami kondisi kronis yang dapat diperbaiki atau dicegah dengan latihan resistensi. Penelitian ini juga memberikan arahan dan prioritas bagi fisioterapis dalam merancang dan melaksanakan program latihan resistensi yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat, terutama bagi mereka yang memiliki akses terbatas atau kesulitan untuk mendapatkan layanan fisioterapi lainnya. Penelitian ini juga mendorong fisioterapis untuk berinovasi dan bekerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya dalam menyediakan fasilitas, peralatan, dan sumber daya yang mendukung pelaksanaan latihan resistensi di fasilitas kesehatan primer dan puskesmas.

Selain itu, penelitian ini memiliki arti penting bagi akademisi, terutama di kampus fisioterapi di Indonesia. Penelitian ini memberikan wawasan dan inspirasi bagi akademisi dalam mengembangkan kurikulum, materi, dan metode pembelajaran yang relevan dan mutakhir tentang latihan resistensi, kesehatan, dan umur panjang. Penelitian ini juga mendorong peningkatan kompetensi dan kualitas lulusan fisioterapi di Indonesia.

Penelitian ini memberikan arahan dan prioritas bagi akademisi untuk melakukan penelitian lanjutan tentang latihan resistensi, kesehatan, dan umur panjang, terutama dengan fokus pada konteks dan karakteristik masyarakat Indonesia. Selain itu, penting juga untuk menggunakan desain dan metode penelitian yang lebih ketat dan valid guna mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam.

Penelitian ini juga mendorong akademisi untuk berkontribusi dan berpartisipasi dalam diseminasi dan advokasi mengenai pentingnya latihan resistensi bagi kesehatan dan umur panjang masyarakat. Hal ini melibatkan membangun jaringan dan kerja sama dengan berbagai pihak terkait, seperti pemerintah, industri, media, organisasi profesi, dan masyarakat sipil.

Diharapkan artikel ini memberikan manfaat bagi pembaca yang tertarik dengan topik ini. Jika Anda ingin memperoleh informasi lebih lanjut tentang penelitian ini, Anda dapat mengakses sumber aslinya di https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/36356853/.
Seorang blogger yang gemar membaca dan menulis tentang apa saja untuk siapa saja ;-)